Journalreportase, – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten mendukung Proyek Strategi Nasional atau PSN yang memiliki banyak kemanfaatan untuk umat dari sisi sosial dan ekonomi. Hal itu ditegaskan Ketua MUI Provinsi Banten Bidang Infokom Alwiyan Qosid Syam’un, dalam konferensi pers seusai acara tasyakuran dan silaturahmi MUI Provinsi Banten atas penghargaan yang diterima MUI Provinsi Banten sebagai MUI Provinsi terbaik se Indonesia di Serang, Banten, Kamis (9/12). yang dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Pj Gubernur Banten A. Damenta, Kapolda Banten Irjen Suyudi Ario Seto, Komandan Korem 064/Maulana Yusuf Brigjen TNI Fierman Sjafirial Agustus, Kepala Bappeda Banten, serta pengurus MUI Banten.
Tasyakuran itu sendiri menyelipkan acara pemaparan yang antara lain membahas tentang PSN dan proyek PIK 2 yang berlokasi di Banten. Pembahasan itu sendiri merupakan bentuk tabayun dari MUI Banten untuk mendapatkan masukan yang tepat terkait PSN itu sendiri dari pihak yang tepat. Misalnya dari perspektif keamanan, tata ruang dan tata bangunan.
Dengan kata lain Proyek Strategis Nasional adalah proyek yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah dan/atau badan usaha yang memiliki sifat strategis untuk peningkatan pertumbuhan dan pemerataan pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah
Dari hasil pemaparan itulah, lanjut Alwiyan, dapat disimpulkan bahwa PSN adalah program yang tepat untuk meningkatkan taraf hidup dan martabat umat dari sisi sosial dan ekonomi khususnya.
“Karenanya MUI Banten mendukung program PSN ini karena umat dapat diberdayakan dan ditingkatkan taraf kehidupannya. Jadi menurut saya hasil tabayun ini mendapati bahwa PSN adalah program untuk kemaslahatan umat dan layak didukung,” katanya.
Dalam penjelasannya, Alwiyan menyebut bahwa PSN PIK 2 digagas untuk dibangun oleh pihak swasta dengan tujuan meningkatkan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat. Ia menegaskan, tudingan yang menyebut proyek tersebut merampas hak rakyat tidaklah berdasar.
“Berdasarkan informasi dari Bappeda, tidak benar jika PSN ini merampas hak rakyat. Sebaliknya, proyek ini membawa manfaat besar bagi masyarakat, termasuk membuka peluang kerja yang signifikan,” ujar Alwiyan.
Ia mengungkapkan bahwa PSN PIK 2 diproyeksikan mampu menyerap tenaga kerja hingga 30.000-50.000 orang di Banten, sehingga berkontribusi dalam mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan di wilayah tersebut.
“Bayangkan jika 30.000 hingga 50.000 tenaga kerja terserap. Itu artinya ribuan keluarga terselamatkan dari jerat kemiskinan. Saya mengajak semua pihak untuk melepaskan ego masing-masing dan membangun empati terhadap saudara-saudara kita yang kurang beruntung,” jelasnya.
Lebih lanjut, Alwiyan menegaskan bahwa MUI Banten akan mendukung program-program pemerintah yang terbukti membawa manfaat nyata bagi masyarakat.
“Selama program pemerintah itu baik dan bermanfaat, seperti PSN ini, tentu MUI akan memberikan dukungan penuh,” jelasnya.
Ketika disinggung sikap MUI Banten terkait PIK 2 yang juga PSN, tokoh ulama Banten ini mengingatkan bahwa PSN dan PIK 2 adalah dua hal yang berbeda. menurutnya PSN adalah program negara sementara PIK2 adalah proyek swasta. Bahwa kemudian PSN di Banten ini dikerjasamakan dengan PIK 2 itu tidak masalah, Karena PSN di beberapa provinsi juga ada digerakkan oleh pemerintah.
“Siapa yang mengatakan bahwa PSN adalah PIK 2 dan PIK 2 adalah PSN itu bisa dimaknakan menghukumi sesuatu yang mudharat. Misalnya ada yang mengatakan PSN membeli tanah secara paksa, ada intimidasi dan perlu ditinjau kembali oleh appraisal tanah. Itu yang bicara begitu salah. Hal itu menandakan ketidaktahuannya terhadap perkara PSN dan PIK 2 karena PSN adalah tanah negara yang tidak ada kaitan sama sekali dengan hak milik rakyat,” tegasnya.
Dia mengingatkan bahwa orang yang tidak tahu suatu perkara dilarang memutuskan suatu keputusan hukum dan jika memaksakannya maka itu adalah kedzaliman. “Bukankah agama mengajarkan agar penganutnya tidak mengikuti hawa nafsu dan jangan mengikuti sesuatu yang tidak memiliki pengetahuan. Berlaku adillah karena adil itu dekat dengan takwa,” Alwiyan mengingatkan.