Zainal Bintang : Waspadai Kasus Basi Untuk Pengalihan Isu

JAKARTA,- Mengherankan  kasus – kasus hukum yang sudah belasan tahun berlalu mendadak menjadi trending topik di wilayah publik saat ini. Sebutlah kasus hukum seperti Djoko Chandra dan Maria Paulina Lumowa, pembobol Bank BNI yg terjadi belasan tahun. Kini tiba – tiba marak jadi berita. Bahkan  sudah beberapa hari menghiasi layar televisi swasta papan atas siang malam. Berhasil menutup  berita lain yang tidak kurang pentingnya seperti penanggulangan pandemi Covid 19 dan pemulihan ekonomi.
Terkesan adanya mobilisasi berita Djoko Chandra dan Maria Pauline Lumowa pembobol BNI saat ini. Namun berita tersebut tidak begitu menarik masyarakat, kata Zainal Bintang  Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia menjawab pertanyaan media. “Saya kira rakyat kita saat ini cukup cerdas dan kritis untuk memilah dan memilih berita mana yang penting atau digenting – genting kan”, ujar wartawan senior itu.
Lebih jauh dikatakannya, sehebat apapun dramatisasi penangkapan kedua penjahat itu dioleh untuk menjadi tayangan menarik di televisi, tidak akan bisa mengendorkan kekecewaan masyarakat terhadap ketidakakuratan  pemerintah menangani dampak buruk pandemi dan ekonomi. 
Soalnya saat ini ada dua isu kritis yang mencekam pemerintah dan masyarakat, yakni penanggulangan pandemi dan penanganan ekonomi. Hal sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat sehari – hari. Tiap hari bertambah jumlah orang miskin baru, sehingga mencapai jumlah belasan juta. Karnea keharusan bekerja dari rumah, beribadah dari rumah dan belajar dari rumah.
Belasan ribu perusahaan tutup akibatnya terjadi PHK terhadap belasan juta pekerja. “ini bom waktu”, kata Bintang mengutip ucapan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo ketika bertemu Selasa (30/06) di gedung MPR RI, yang mengatakan apabila penanggulangan ekonomi tidak maksimal sampai bulan Juli dikhawatirkan akan ada potensi terjadi kerusuhan sosial. Soalnya bantuan sosial yang menjadi andalan masyarakat miskin baru ternyata tidak semulus penyebarannya, sebagaimana janji pemerintah, Banyak dikorupsi oleh oknum aparat.
Itu sebabnya mengapa perhatian seluruh masyarakat lebih tertuju kepada kedua masalah yang secara pasti merongrong ketenangan hidup mereka. Banyak rakyat sekarang ini hiduppnya morat marit, kata Bintang yang juga wartawan senior yang sekarang memimpin sebuah lembaga pengkajian yang bernama Lemhasar (Lembaga Ketahanan dan Pengembangan Pasar)  untuk membantu perkuatan pelaku ekonomi UMKM yang tergabung dalam Appsindo (Aliansi Pedagang Pasar Indonesia) menyiapkan diri memasuki ssstem bisnis virtual alias marketing digitalisasi..
Oleh karena itu, menurut Bintang pemunculan berita basi itu (Djoko Chandra dan Maria Paulina Lumowa) yang sudah belasan tahun kejadiannya, sudah tidak menyentuh masyarakat lagi. Apalagi jumlahnya yang relatif kecil (1.7 T) dibanding penyelewengan dana masyarakat dalam kasus Asuransi Jiwasraya yang mencapai angka 14 T. Berita Djoko itu tidak ada manfaat. Tidak ada gunanya bagi rakyat yang lagi susah dan strees. Tiap hari sekarang rakyat cemas gegara Covid 19 dan kemorosotan ekonomi.
Lebih baik pemerintah, khususnya para menteri lebih berkonsentrasi melakukan mitigasi yang nyata untuk rakyat. Fokus menangani tupoksi mereka. Jangan ada menteri yang “asbun” (asal bunyi) yang berujung pada blunder di masyaralat alias jadi bumerang bagi sang menteri sendiri, sebagaimana saat ini banyak sekali yang terjadi.
Menurut hasil pemantauannya, kata Bintang, “banyak kalangan di masyarakat menganggap pengungkapan kasus Djoko Chandra dan Maria Paulina Lomowa itu sebagai lelucon yang tidak lucu. Sengaja diangkat kembali untuk menutup berita di televisi atas ketidak beresan tata kelola pemerintah menangani pandemi dan ekonomi. “Ini penghinaan, karena menganggap rakyat itu masih   dungu semua”, kata Bintang mengunci keterangannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *