JAKARTA – JOURNALREPORTASE- Menjelang pelaksanaan Munas (Musyawarah Nasional) VIII Partai Golkar yang akan berlangsung Desember 2024, bursa calon ketua umum sudah mulai memanas dan bergulir di tengah masyarakat.
Setidaknya ada tiga nama kader kuat yang menonjol menjadi perbincangan. Baik dikalangan internal keluarga besar Golkar, maupun dari pihak eskternal.
Sesuai informasi yang berhasil dihimpun, nama – nama yang beredar yang disebut sebagai figur calon ketua umum yang dianggap kuat dan berpeluang menjadi Ketua Umum, masing – masing, Menteri Kordinator Perekonomian Indonesia (Menko Ekonomi), Airlangga Hartarto, yang kini sedang menjabat sebagai ketua umum hasil Munas 2018. Dia diketahui berbasis salah satu ormas pendiri Golkar atau rumpun Tri Karya, yakni dari unsur Kosgoro 1957.
Ada juga nama Bambang Soesatyo atau akrab disapa Bamsoet, yang kini adalah Ketua MPR RI, diketahui basisnya di ormas SOKSI, kini sebagai Wakil Ketua Umum Golkar. Figur yang ketiga didukung Ormas MKGR adalah Agus Gumiwang Kartasasmito, Ketua Umum Ormas MKGR. Agus Gumiwang adalah Menteri Perindustrian saat ini.
Yang terang -terangan akan maju bertarung adalah Bamsoet. Dia menyatakan dirinya siap maju menjadi ketua umum (ketum) dan masuk arena kontestasi Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar yang rencananya digelar pada Desember 2024.
Menurut Bamsoet, dia tidak sempat masuk gelanggang demi menjaga keutuhan Partai Golkar pada Munas sebelumnya. Sehingga, memberikan jalan kepada Airlangga Hartarto untuk kembali memimpin Partai Golkar. “Jadi bukan merebut, saya masuk gelanggang untuk bertarung menjadi Golkar satu,” kata Bamsoet dalam keterangan tertulis resmi di Jakarta, yang disiarkan berbagai media nasional, awal Juli.
Oleh karena itu, Bamsoet berharap proses pencalonan ketua umum dihelat secara terbuka pada saat munas mendatang, sehingga kader yang merasa dirinya pantas bisa ikut berlaga. “Untuk kali ini, kami berharap gelanggang dibuka sehingga terjadi proses pergantian kepemimpinan secara demokratis,” kata Ketua MPR RI ini.
Dari berbagai kalangan, diperoleh beberapa tanggapan yang positif, terkait tekadnya menjadi orang nomer satu di Golkar. Bamsoet, yang juga dikenal sebagai penggemar olah raga sepeda motor, dan mengantarnya kini menduduki jabatan sebagai Ketua Umum IMI (Ikatan Motor Indonesia). Selain dikenal sebagai politisi papan atas Indonesia, dia juga menyandang berbagai gelar sarjana, berkat ketekunan menimba ilmu di berbagai lembaga pendidikan.
Bamsoet juga banyak didaulat menjadi pembina berbagai ormas (organisasi kemasyarakatan). Hal itu tidak membuatnya menjadi lelah. Bahkan terlihat semakin bersemangat. Dia mengaggap itu bentuk amanah yang harus dijaganya.
Berdasarkan berbagai jejak kinerja dari tiga figur caketum Golkar tersebut diatas, kesiapan diri mental dan jasmani Bamsoet terlihat lebih moncer.
Menelusuri jejak kariernya sebagai politisi, boleh dikata sangat lengkap dan berwarna warni. Pria kelahiran Jakarta 10 September 1962 di Jakarta, adalah seorang politikus dan pengusaha Indonesia yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
Posisi Airlangga Hartarto sebagai petahana yang sudah menjabat sejak 2017, telah mendorong munculnya wacana dalam keluarga besar partai berlambang beringin lebat, untuk melakuan refreshing (penyegaran) pemimpin. Sedangkan keberadaan Agus Gumiwang Kartasasmita terlihat masih adem – adem saja.
Jika merujuk kepada kebutuhan seorang pemimpin partai politik besar kekinian, nama besar saja tidak cukup. Hampir dipastikan masyarakat menghendaki figur pemimpin puncak itu sebaiknya yang multi talenta. Kreatif, peduli, kerakyatan dan banyak menyapa rakyat di segala lapisan.
Bertolak dari pendekatan dan tuntutan yang demikian, maka hampir dapat dipastikan figur Bamsoet sangat memenuhi kriteria itu. Kepemimpinan Airlangga Hartato dinilai monoton dan kurang kreatif. Tidak pernah membuat suatu gebrakan yang massif, yang membuiat Golkar semakin kokoh.
Itu dirasakan sebagian besar kader Golkar dari berbagai daerah menanggapi kepemimpinan Airlangga Hartarto. Namun terhadap Agus Gumiwang, menurut kader Golkar daerah, juga belum terlihat ada sesuatu gebrakan atau manuver program kejutan, yang membuatnya sebagai figur pemimpin yang kuat.
Tokoh senior Golkar, Zainal Bintang yang dimintai tanggapannya, mengatakan siapa yang akan terpilih nanti menjati “punggawa” Golkar tentunya ditentukan oleh peserta di Munas ( Musyawarah Nasional) sebagai forum resmi terjadinya proses pergantian ketua umum setiap lima tahun. Namun, jika ditanyakan siapa yang berpeluang besar, menurut Bintang, yang juga wartawan senior, “nama Bamsoet yang berpeluang dan memenuhi syarat”, tandasnya singkat dan padat.
Berdasarkan situasi dan kondisi tersebut diatas, dapat dipastikan keputusan Bamsoet menyatakan diri dengan tegas, kepingin maju dalam kontetstasi pemilihan ketua umum pada munas yang akan datang, merupakan sebuah terobosan dan lompatan ke depan yang menarik perhatian keluarga besar Golkar. Soalnya saat ini mereka – para kader Golkar itu – masih bertanya – tanya, siapa kelak yang pantas dan wajar, yang akan mereka daulat menjadi pemimpin tertinggi parpol berlambang pohon beringin lebat itu.
Figur pemimpin yang dibutuhkan, yang diyakini dapat membawa partai Golkar senantiasa eksis di segala cuaca. Apalagi menghadapi dinamika politik Indonesia yang terus bergejolak dari waktu ke waktu.
Keluarga besar Golkar dan masyarakat Indonesia pada umumnya sangat berharap Partai Golkar dapat memilih figur pemimpin yang dapat membawa Golkar dan bangsa Indonesia lebih maju dan lebih diperhitungkan oleh bangsa lain di dunia internasional.
Sebuah sumber menyebutkan, pihak Bamsoet terlihat memang sudah sangat siap untuk memasuki gelanggang Munas yang akan datang.
Mereka bahkan mengusung motto : Vini, Vidi, Vici : Aku Datang, Aku Lihat dan Aku Menang, seperti kata Julius Caesar, Kaisar Romawi ratusan tahun yang lalu Luar biasa….!! (Red -)