Harga Minyak Goreng Masih Tinggi, Pengamat: Jangan Sampai Masyarakat Tak Percaya Pemerintah

Jakarta – Jelang Hari Raya Idul Fitri 1443 Hjiriah pada awal Mei mendatang pedagang minyak goreng kemasan, mengeluhkan masih banyaknya stok mereka yang berlimpah. Padahal biasanya 1 minggu sebelum hari raya stok yang mereka miliki biasanya berkurang atau bahkan habis diborong.

Hal ini terjadi lantaran harga minyak goreng kemasan saat ini yang mencapai harga Rp 50-52 ribu perkemasan dua liter.

“Biasanya kalau harga normal (30-35 ribu) dalam sehari saya bisa jual, hingga puluhan krat minyak kemasan. Namun karena kenaikan yang mencapai Rp 50 ribu bisa laku 1 krat saja sudah bersyukur,” kata Ibu Uci salah satu pedagang Minyak Goreng Kemasan di Pasar Kalimalang Cakung Barat, Jakarta Timur, Minggu (24/4).

Dia menuturkan jika saat ini masyarakat memilih untuk mengganti penggunaan minyak kemasan menjadi minyak curah yang relatif lebih murah. Namun, dirinya juga mempertanyakan keberadaan atau stok minyak curah yang masih jarang.

“Biasanya saya juga sedia minyak curah, namun stok di agen-agen besar juga banyak yang kosong. Sehingga gak bisa jualan minyak curah,” tegasnya.

Dirinya pun berharap pemerintah bisa segera mengatasi tingginya harga minyak goreng kemasan ini. Sebab kalau tidak maka pedagang sepertinya akan makin terpuruk dan mengalami kerugian.

“Kami harap pemerintah bisa segera menurunkan harga minyak ke harga normal lagi, kalo kondisi seperti sekarang susah jualnya minyak goreng, masyarakat pada susah uangnya, jadi daya beli udah turun drastis,” harapnya.

Sementara pengamat BUMN dan Komoditas Pangan Ahmad Hafiz saat melakukan peninjauan harga Minyak Goreng, mengatakan belum ada penurunan yang signifikan perihal harga minyak goreng.

“Pasca kasus mafia minyak goreng yang melibatkan seorang Dirjen Kemendag. Ternyata harga dilapangan masih belum berubah, tidak ada efeknya ke harga minyak goreng,” katanya.

Dia menuturkan padahal usai penangkapan tersebut Presiden Joko Widodo melakukan penyetopan terhadap Ekspor bahan baku minyak goreng pertanggal 28 april mendatang. Dirinya pun berharap apa yang dilakukan ini bisa menurunkan harga minyak goreng.

“Jangan sampai jelang lebaran ini harga-harga sembako justru semakin meningkat tinggi, bukan mengalami penurunan,” jelasnya.

Lebih lanjut, dirinya berharap pemerintah bisa segera kembali menormalkan harga-harga kebutuhan pokok lainnya, selain Minyak Goreng seperti Beras, gula pasir, dan daging. Jangan sampai karena terus meningkat masyarakat, kembali tidak percaya kepada pemerintah dan pastinya akan melakukan aksi-aksi di jalanan seperti tahun 1998 lalu.

“Pemerintahan Jokowi harus antisipasi hal ini, jangan sampai timbul rasa tidak percaya dari masyarakat. Hingga akhirnya masyarakat kembali turun ke jalan seperti Reformasi 1998 lalu,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *