Bantuan Pangan 10 Ton Ubi untuk Warga Bekasi dari AFKN Berdayakan Petani dan Bantu Masyarakat

BEKASI, JOURNALREPORTASE – Pondok Pesantren Nuu Waar-Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) bekerja sama dengan lembaga filantropi Global Muslim Charity (GMC) menyalurkan bantuan pangan berupa 10 ton ubi jalar kepada 2.000 warga di Kecamatan Setu, Bekasi. Program ini tidak hanya memberikan bantuan kepada masyarakat pra-sejahtera, tetapi juga memberdayakan para petani lokal dengan menyerap hasil panen mereka.

KH MZ Fadzlan Rabbany Garamatan, Presiden AFKN, menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk memberikan manfaat ganda. Di satu sisi, program ini membantu para petani desa dengan membeli ubi jalar hasil panen mereka dengan harga layak, dan di sisi lain, program ini juga membantu masyarakat miskin perkotaan yang membutuhkan bantuan pangan.

“Program ini adalah wujud nyata peribahasa ‘sekali dayung, dua-tiga pulau terlampaui’,” ujarnya.

Dalam skala global, program ini juga mendukung pengadaan pangan untuk warga Palestina. Rencananya, sebanyak 1.000 ton ubi jalar akan dikirimkan ke pengungsi di Gaza yang saat ini mengalami krisis pangan akibat blokade distribusi. Bantuan tersebut direncanakan akan dikirim menjelang Ramadhan 1446 H, sekitar Maret 2025.

Presiden Direktur GMC, Dr. Ahyudin, menambahkan bahwa ubi jalar yang diberikan kepada warga Bekasi ini diserap dari hasil panen para petani di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

“Sebanyak 1.400 petani di Kuningan kini tidak perlu khawatir dalam memasarkan hasil panen mereka,” jelasnya.

Sementara untuk kebutuhan pengiriman 1.000 ton ubi ke Palestina, ubi jalar akan diserap dari petani di desa Cintabodas, Tasikmalaya, yang telah menyiapkan lahan tanam seluas 50 hektar.

Dr Hariyadi, Ahli Pangan Nasional dari Pusat Kajian Pertanian Organisme Terpadu (Paket) Malang, turut memberikan pandangannya mengenai potensi ubi jalar.

Menurutnya, ubi jalar yang dikenal sebagai “kentang manis” di Eropa dan Amerika, sangat potensial menjadi stok bahan pangan nasional.

“Selain masa panennya yang relatif singkat, ubi jalar juga bisa diolah menjadi tepung atau beras buatan, yang bermanfaat untuk ketahanan pangan nasional,” jelasnya.

Ubi jalar juga lebih aman dikonsumsi bagi penderita diabetes karena kadar gulanya lebih rendah dibandingkan beras atau kentang.

Program bantuan ini merupakan upaya sinergi antara AFKN dan GMC dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pra-sejahtera dan membantu warga Palestina yang membutuhkan.

Ustadz Fadzlan optimis bahwa panen raya di Tasikmalaya pada awal 2025 akan memenuhi kebutuhan pengiriman 1.000 ton ubi jalar ke Gaza.

“Bantuan ini akan dikirimkan menggunakan 40 kontainer yang akan diberangkatkan melalui Kapal Kemanusiaan Indonesia-Palestina dari Pelabuhan Tanjung Priok pada pertengahan Februari 2025,” tutupnya.

Program ini merupakan bentuk nyata solidaritas dan kolaborasi antara petani, lembaga filantropi, dan masyarakat dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan serta membantu mereka yang membutuhkan, baik di dalam maupun luar negeri. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *